Sabtu, 14 September 2024 WIB

SMRC: Posisi Prabowo-Muhaimin Menguat, Sulit bagi Capres PDIP untuk Menang jika Tak Berkoalisi

- Sabtu, 11 Februari 2023 11:56 WIB
630 view
SMRC: Posisi Prabowo-Muhaimin Menguat, Sulit bagi Capres PDIP untuk Menang jika Tak Berkoalisi
Ilustrasi: Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). (Facebook)

JAKARTA (Pesisirnews.com) - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil studi terhadap elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) koalisi Pilpres 2024. Studi ini dilakukan pada Desember 2022 lalu.

Studi ini menggunakan simulasi tertutup dengan asumsi empat pasangan dari koalisi yang sementara ini terbentuk, yakni PKB dan Gerindra, Koalisi Perubahan (NasDem, Demokrat, PKS), PDIP tanpa koalisi, dan Koalisi Indonesia Bersatu/KIB (Golkar, PPP, PAN). Sebagai informasi, PDIP menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung capres-cawapres tanpa koalisi.

Ada empat faktor menurut Saiful Mujani, capres-cawapres PDIP bisa kalah di pertarungan jika partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tidak berkoalisi.

Baca Juga:

"Pertama adalah Prabowo Subianto sudah banyak didiskusikan. Ada upaya Gerindra berkoalisi dengan PKB untuk mengusung pasangan Prabowo dengan Muhaimin Iskandar. Kedua, Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketiga, Ganjar berpasangan dengan Puan. Keempat, Airlangga Hartarto akan mencari calon, misalnya Erick Thohir sebagai orang yang juga melakukan sosialisasi untuk calon presiden maupun calon wakil presiden," kata Saiful Mujani melalui keterangan tertulis, Jumat (10/2/2023).

Adapun pertanyaan yang diajukan dalam studi itu, yakni: “Bila pemilihan pasangan Presiden-Wakil Presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai pasangan Presiden-Wakil Presiden di antara pasangan berikut?”

Baca Juga:

Berikut hasilnya:

- Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar: 29,7 persen

- Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono: 28,8 persen

- Ganjar Pranowo-Puan Maharani: 21,6 persen

- Airlangga Hartarto-Erick Thohir: 4,9 persen

- Tidak tahu/tidak jawab: 15 persen

"Ganjar cukup kompetitif jika dipasangkan dengan calon selain Puan. Tapi, ketika dipasangkan dengan Puan, posisi Ganjar di bawah dua nama yang selama ini kompetitif dengan dia, yaitu Prabowo dan Anies," tutur Saiful Mujani.

[br]

Saiful Mujani mengatakan kekalahan berpotensi dialami PDIP jika menduetkan Ganjar dengan Puan. Menurutnya, jika PDIP tidak berkoalisi dengan partai lain dan tokoh lain, maka partai berlambang kepala banteng moncong putih itu bisa tersingkir.

"Kalau PDIP tidak berkoalisi dengan partai lain dan tidak mengajak tokoh lain, PDIP akan tersingkir, walaupun Ganjar diposisikan sebagai calon presiden," kata dia.

Hasil serupa juga dihasilkan jika Ganjar menjadi cawapres Puan. Menurut, Saiful Mujani, suara pasangan Puan-Ganjar bahkan terjun bebas dari simulasi sebelumnya.

"Hasilnya Prabowo-Muhaimin mendapatkan suara 35,4 persen, Anies-AHY 31,2 persen, Puan-Ganjar 9,8 persen, Airlangga-Erick 6 persen, dan masih ada 17,7 persen yang belum menjawab," papar Saiful Mujani.

"Kalau sama-sama kader dari partai yang sama itu kemungkinan akan ditinggalkan oleh pemilih dan menjadi tidak kompetitif dalam pilpres. Pesan dari pemilih secara umum adalah bahwa PDIP tidak bisa sendiri untuk memenangkan pilpres. Pengalaman selama ini memang demikian, harus dengan cara koalisi," kata Saiful Mujani yang juga Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu.

(PNC/MDO)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Kesepakatan PDIP Dan PPP Akhirnya Melahirkan Surya  Gemilang
Ahok Angkat Bicara Wacana PDI P Usung Anies Pilgub DKI Jakarta
Peringati Hari Polwan ke-75, Dewi Juliani Berharap Polwan Tetap Diberikan Kekuatan
Prabowo Tanggapi Rumor Sandiaga Uno Pindah ‘Perahu’
Respon PDIP soal Isu Keretakan Hubungan Jokowi-Megawati, Hasto: Keduanya Tetap Solid
PPP Berharap PDIP Bergabung dengan Koalisi Besar
komentar
beritaTerbaru