Kamis, 24 April 2025 WIB

Respon Kondisi Afghanistan yang Kian Memanas, China dan Rusia Gelar Latihan Perang

- Rabu, 11 Agustus 2021 09:15 WIB
677 view
Respon Kondisi Afghanistan yang Kian Memanas, China dan Rusia Gelar Latihan Perang
Militer China dan Rusia menggelar latihan perang di Ningxia Hui dekat Xinjiang yang berbatasan dengan Afghanistan (Foto: AP)

BEIJING, Pesisirnews.com - China dan Rusia menggelar latihan perang pekan ini, seiring meningkatnya ketegangan di Afghanistan. Latihan perang melibatkan tentara dan armada tempur darat dan udara itu digelar di Wilayah Otonomi Ningxia Hui, sejak Senin hingga Jumat pekan ini.

Ninxia Hui tak jauh dari Xinjiang, wilayah tempat bermukim muslim Uighur yang berbagi perbatasan sempit dengan Afghanistan.

China khawatir ketidakstabilan di Afghanistan akan berdampak ke perbatasan. Kantor Berita Xinhua melaporkan latihan dipimpin oleh Li Zuocheng, anggota Komisi Militer Pusat Partai Komunis China.

Baca Juga:

"(Latihan bertujuan) Memperdalam operasi antiterorisme bersama antara militer China dan Rusia dan menunjukkan tekad dan kekuatan kedua negara untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan kawasan,” demikian laporan Xinhua.

Rusia mengirim beberapa pesawat tempur Su-30SM serta unit infanteri bermotor untuk latihan tersebut.

Baca Juga:

“Tujuan dari latihan perang ini untuk memperkuat hubungan Rusia-China, kemitraan komprehensif, dan interaksi strategis, membangun kerja sama militer dan persahabatan antara angkatan bersenjata kedua negara, serta menunjukkan tekad dan kemampuan Rusia dan China untuk memerangi terorisme, bersama-sama melindungi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

[br]

Rusia juga mendukung China menghadapi kekuatan Barat soal konflik di Laut China Selatan. Perairan strategis itu diperebutkan China dengan Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Amerika Serikat serta sekutu mengirim kapal perang ke perairan tersebut untuk menolak klaim teritorial China, berdasarkan sembilan garis putus yang bersinggungan dengan negara-negara ASEAN.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan konflik apa pun di Laut China Selatan akan memiliki konsekuensi serius bagi keamanan dan perdagangan global.

Sementara itu Wakil Duta Besar China Dai Bing merespons pernyataan Blinken dengan menyebut AS sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan serta menganggap kehadiran militer Negeri Paman Sam di perairan itu bermotif politik. (PNC/iNews)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru