Jumat, 16 Mei 2025 WIB

Wartawan Serbu Kantor Gubernur Riau

- Selasa, 08 Desember 2015 15:14 WIB
565 view
Wartawan Serbu Kantor Gubernur Riau
Internet.
Anshari Kadir
PEKANBARU, PESISIRNEWS.COM - Karena salah berbicara, seorang PNS Pemprov Riau Anshari Kadir yang menjabat sebagai Kabag Administrasi dan Pendidikan Agama Biro Kesra Pemprov Riau diserbu puluhan jurnalis di Pekanbaru. Para wartawan minta pejabat itu disanksi.

Para wartawan menyerbu Anshari Kadir di kantornya di Gedung Perkantoran Gubernur Riau, Selasa (8/12/2015). Wartawan dari berbagai media ini, baik media cetak, media elektronik, dan online menuntut agar Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menemui wartawan yang melakukan aksi di depan kantor gubernur.

Namun, yang hadir menemui wartawan hanya Karo Humas Setdaprov Riau Darusman termasuk Ansyari Kadir sendiri. Wartawan menolak keberadaan dua pejabat ini dan meminta langsung ditemui Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dengan alasan, pernyataan melecehkan wartawan disampaikan Anshari Kadir dalam acara di Pemkab Rohil yang diutuskan Pemprov Riau, bukan pribadi.

Namun karena Plt Gubri sedang ada agenda, maka belum sempat menemui para wartawan ini. Sementara wartawan tetap bertahan di depan kantor gubernur.

"Kita akan bertahan di sini sampai datang pak Plt Gubri. Kami ingin agar pejabat yang seperti ini (Anshari Kadir, red) disanksi tegas, tidak selesai dengan hanya permohonan maaf saja karena sudah membuat luka hati para jurnalis," teriak para wartawan dalam aksinya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Anshari Kadir telah melecehkan profesi wartawan saat menjadi narasumber Akselerasi Unit Kerja Siswa (UKS) di Bagasiapiapi, Senin (7/12/2015) yang dihadiri ratusan PNS.

Ansari yang dipercaya sebagai narasumber pada acara tersebut mengatakan bahwa wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja, namun tak pandai menyorot diri sendiri. Ansari juga menyebut wartawan bisa selalu menjadi juara setiap perlombaan lari asal amplop dilempar lebih dahulu.

Dalam kiasan itu digambarkan bahwa wartawan identik dengan amplop, jika tidak maka kerjanya menjadi lamban. Bahkan ia sempat membela diri saat menjadi wartawan ia tak mau diberikan amplop oleh narsumber. "Saya dulu tak mau. Bukan karena isinya 50 ribu ya tapi memang saya tidak mau. Paling sekali-kalilah pas mau berangkat ke Jakarta," katanya bercerita bahwa dirinya juga mantan wartawan.

Melihat perkkataan Ashari semua hadirin tertawa seolah menghina profesi wartawan. Kondisi ini sontak membuat 3 orang wartawan yang tengah liputan di acara itu keluar.

"Wartawan di Bagan jangan ditulis ya. Masa jeruk makan jeruk," katanya sambil menyindir wartawan yang ada saat itu. Bagaimana tidak ditulis sementara pernyataan ini disampaikan di depan umum.

Usai acara, satu persatu wartawan mulai berdatangan mempertanyakan langsung kepada Anshari maksud perkataanya itu di depan umum. Anshari pun tampak sedikit pucat, tampak pula di wajahnya seperti takut dan khawatir, tubuhnya terlihat menggigil sambil berkucuran keringat, ia lalu meminta maaf kepada semua awak media yang datang menghampirinya.

"Maaf saya tak bermaksud. Saya akui khilaf demi tuhan saya minta maaf," katanya. Iapun memeluk dan mencium satu persatu wartawan yang hadir.

Ia meminta rekan wartawan tidak menaikkan berita tentang ucapannya ini. Bahkan ia mau melakukan apa saja asalkan berita itu tak naik. "Saya mau ikut kemana saja bapak ajak. Kita ini seperti anak dan ayah. Saya khilaf dan demi Allah saya minta maaf. Bisakan saya minta maaf," katanya sambil memegang dan merangkul wartawan.

Meskipun demikian, Ketua PWI Rohil Jaka Abdillah mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena perkataan yang dilontarkan itu telah menyinggung institusi pers yang ketika itu sedang melakukan peliputan di acara tersebut.

"Kalau dirinya mengaku mantan wartawan, pasti tutur katanya lebih santun dan profesional. Apalagi dirinya pejabat publik. Inilah yang sangat kita sesalkan kenapa bisa terjadi," ucapnya.

Selain itu, PWI Rohil bukan tidak menerima permintaan maaf Anshari, namun perkataannya di depan umum itu telah melukai hati para insan pers. Untuk itu PWI Rohil meminta Anshari menyatakan permohonan maaf secara pribadi ke setiap media atas klarifikasi perkataanya.

"PWI Rohil sendiri akan membicarakan proses lanjut kasus pelecehan profesi ini, apa nanti akan kita bawa ke ranah hukum," pungkasnya.


Cari berita terkait lainnya, Silahkan Klik DISINI / DISINI



(ram)

SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemkab Inhil Rapat Persiapan Kedatangan Gubernur Riau
Gubernur Riau Tinjau Pembangunan Jalan Penghubung Guntung-Simbar-Mandah untuk Tingkatkan Perekonomian Wilayah Utara
Gubernur Riau Abdul Wahid Safari Ramadhan di Tembilahan, Salurkan Bantuan dan Soroti Pendidikan serta Stunting
Gubernur Riau Abdul Wahid Perintahkan Bapenda Riau Untuk Mengkaji Memudahkan Masyarakat Riau Bayar Pajak
Pj Bupati Erisman Antarkan Pj Gubernur Riau Usai Laksanakan Kunjungan Kerja di Inhil
Rencana Pemekaran Kabupaten Inhil Dibahas dalam Temu Ramah Bersama Pj Gubernur Riau
komentar
beritaTerbaru