Sabtu, 22 Maret 2025 WIB

Iran-Rusia Perkuat Sistem Perdagangan untuk Atasi Sanksi Ekonomi Barat

- Kamis, 02 Februari 2023 11:45 WIB
767 view
Iran-Rusia Perkuat Sistem Perdagangan untuk Atasi Sanksi Ekonomi Barat
Kolase mata uang Rial Iran dan Rubel Rusia. (Int)

TEHERAN (Pesisirnews.com) - Sanksi ekonomi cukup berat yang diterapkan Amerika Serikat (AS) dan Barat terhadap Iran-Rusia, telah membuat kedua negara itu saling memperkuat hubungan ekonomi dengan menghubungkan sistem komunikasi dan transaksi antar bank mereka satu sama lain.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dalam perdagangan dan transaksi keuangan di antara Iran-Rusia.

Menurut laporan New York Times yang dilansir Kamis, Deputi Gubernur Bank Sentral Iran, Mohsen Karimi, mengatakan kepada media bahwa transaksi antara bank di Iran dan Rusia tidak perlu lagi menggunakan sistem pembayaran Swift.

Baca Juga:

Disebutkan, sekitar 700 bank Rusia dan 106 bank dari 13 negara lain akan bergabung dengan sistem ini, kata pejabat itu.

Kerja sama pertukaran perbankan Iran dengan Rusia dan 13 negara lainnya telah dimulai dengan penandatanganan nota kerja sama antara pejabat Iran dan Rusia pada Minggu lalu.

Baca Juga:

Sebagaimana diketahui, setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir yang ditandatangani pada 2015, AS mulai memberlakukan sanksi baru terhadap Iran.

Akses ke Sistem Pembayaran Swift dihentikan. Akibatnya, Iran bermasalah dalam transaksi keuangan di kancah internasional. Sanksi serupa telah dijatuhkan terhadap Rusia baru-baru ini.

Deputi gubernur bank sentral Iran, Mohsen Karimi, mengatakan kepada kantor berita Fars pada hari Senin bahwa bank-bank Iran sekarang dapat mengandalkan layanan pesan bank Rusia, yang memungkinkan mereka untuk melakukan transaksi internasional melewati sebagian besar lembaga perbankan global.

Pada tahun 2018, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), yang merupakan aliansi AS dan Barat, memutuskan hubungan dengan bank-bank Iran.

Kemudian Presiden Donald J.Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.Pemerintahan Biden juga memberlakukan sanksi baru terhadap Teheran dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam situasi ini, Iran, Rusia, China, dan negara-negara lain di bawah sanksi berusaha menghindari SWIFT dan meluncurkan sistem transaksi baru.

[br]

Beberapa bank Rusia juga melepaskan diri dari sistem SWIFT setelah invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina tahun lalu.

"Ketika Anda mendorong suatu negara ke tingkat ekstrem seperti itu, masuk akal jika mereka menemukan satu sama lain," kata mantan jaksa federal AS Michael Parker.

Langkah menuju penyatuan sistem perbankan memberi sinyal bahwa Iran dan Rusia dapat memperkuat hubungan, yang oleh pejabat Barat digambarkan sebagai ‘aliansi kenyamanan’.

Sebelumnya, pemerintahan Biden memperingatkan tahun lalu bahwa Rusia dan Iran memperkuat ikatan militer mereka menjadi "kemitraan pertahanan penuh".

Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin memperdalam hubungan dengan Iran dengan hati-hati.Tapi perhitungannya telah berubah karena perangnya dengan Ukraina telah membekukan Rusia dari pasar Barat.

Moskow sekarang disebut semakin mencari Teheran sebagai mitra ekonomi untuk membantu mengurangi beberapa dampak dari sanksi AS dan Barat. (PNC)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Erisman Yahya Teken Perpanjangan MoU dengan Universitas Andalas
Tutupi Dugaan Pelesiran Dirut PLN Bersama Keluarga ke Australia, Ketum IWO Minta PLN Jangan Lakukan Pembohongan Publik
Perairan Indonesia Berpotensi Alami Gelombang Tinggi hingga 4 meter, Masyarakat Perlu Waspada
Ukraina Pesan 100 Kendaraan Lapis Baja Rosomak dari Polandia
Jaksa Tuntut Mantan Kapolres Bukittinggi 20 Tahun Penjara dan Denda Rp 2 Miliar
Putin Tuding AS dan Nato Membentuk Aliansi Global Mirip Perang Dunia II
komentar
beritaTerbaru