BERLIN (Pesisirnews.com) - Perusahaan pertahanan Jerman Rheinmetall sedang mendiskusikan dengan Kyiv gagasan untuk membangun pabrik tank di Ukraina yang akan mampu memproduksi hingga 400 tank Panther terbaru per tahun.
Hal tersebut dikemukakan oleh pimpinan perusahaan Armin Papperger dalam wawancara dengan surat kabar Rheinische Post, yang dikutip saluran berita Rusia, RT, Minggu.
Perusahaan menyebut sedang menyiapkan negosiasi tentang masalah ini dengan pemerintah Ukraina dan mengharapkan keputusan akan dibuat dalam dua bulan ke depan.
Baca Juga:
“Pabrik Rheinmetall dapat dibangun di Ukraina dengan biaya sekitar €200 juta,†kata Papperger, yang dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Menurut perkiraan pimpinan Rheinmetall, Angkatan Bersenjata Ukraina membutuhkan setidaknya 600 hingga 800 tank.
Baca Juga:
“Bahkan jika Jerman memberikan semua (tank) 300 Leopard-2 yang dimilikinya, ini jelas terlalu sedikit,†katanya.
Papperger menambahkan, mereka dapat mengirimkan sekitar 250 unit peralatan militer ke Kyiv, yang sedang dikerjakan Rheinmetall dengan kecepatan penuh.
"Kami telah menyiapkan untuk operasi lebih dari 40 BMP Marder, pada akhir tahun akan ada sekitar 100 unit. Dari 50 Leopard-2A4, sekitar 30 tank siap, sekitar 100 Leopard-1 model lama sudah siap, dan kita bisa menyiapkan 88 unit lagi," kata Papperger.
Menurutnya, konflik di Ukraina akan berlangsung, "mungkin selama bertahun-tahun."
Tetapi, secara umum, Papperger berbicara tentang ide membuat pabrik di Ukraina pada bulan Februari dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Handelsblatt, bahwa objek tersebut dapat dibuat setelah operasi militer khusus Rusia berakhir.
Pembangunan pabrik tank itu, sebutnya bertujuan untuk memastikan keamanan Ukraina.
[br]
Menanggapi hal itu, Moskow menganggap informasi tentang kemungkinan pembangunan pabrik tank di Ukraina sebagai "memancing rezim Kyiv dengan cara primitif".
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev, menyebut jika rencana direalisasikan maka Rusia akan meresponnya dengan tegas.
“Jika mereka memutuskan untuk membangun secara nyata (meskipun mereka tampaknya orang yang pragmatis), itu akan memaksa kami menanggapinya dengan Calibre dan perangkat piroteknik lainnya,†ujarnya.
Ucapan Medvedev itu, dapat berarti bahwa Rusia siap membumihanguskan pabrik tank tersebut dengan peralatan militer mereka jika benar-benar pabrik itu dibangun di Ukraina.
Sedangkan menurut para ahli, rencana untuk membuat produksi tank sangat cocok dengan strategi Barat untuk memiliterisasi sayap timur NATO.
Namun, menurut analis, mereka lebih bersifat politik dan propaganda, dan bertindak sebagai "elemen tekanan terhadap Rusia".
(PNC)