Kamis, 19 September 2024 WIB

Pemimpin Pendendam dan Ambisi Kontrol Kekuasaan!!

Haikal - Selasa, 06 Agustus 2024 20:49 WIB
1.088 view
Pemimpin Pendendam dan Ambisi Kontrol Kekuasaan!!
Ilustrasi pemimpin. (Foto: Freepik)

(Pesisirnews.com) -Kita semua pernah mengalami rasa dendam dalam hidup, mungkin terhadap seseorang yang menyakiti atau memperlakukan kita dengan tidak adil. Namun, bagi seseorang pemimpin, membiarkan dendam menguasai diri bisa sangat berbahaya. Dendam bisa membutakan pemimpin sehingga tidak dapat mengambil keputusan bijaksana untuk kepentingan rakyat yang dipimpinnya.

Sejarah banyak memberikan contoh pemimpin yang dibakar dendam hingga melakukan tindakan tindakan sembrono dan merusak. Kisah nyata Rodrigo Duterte berawal dari dendam masa lalu, dia mengklaim bahwa ibunya telah diperkosa oleh seorang pengguna narkoba. Maka Duterte menghabisi para pengguna narkoba di Filipina. Kisah lain., Robert Mugabe(Zimbabwe) menguasai negaranya dengan tangan besi demi mempertahankan kekuasaan pribadi dan ambisinya sendiri.

Baca Juga:
Semua kisah itu bermula dari dendam seorang pemimpim. Dendam bisa mendorong pemimpin untuk menghabisi lawan lawan politiknya dengan kejam, menindas kelompok yang tidak sejalan, atau mengjabisi rezim kekuasaan pejabat sebelumnya.

Prilaku pemimpim seperti itu mengingatkan pada "Teori Hierarki Kebutuhan" dari Abraham Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan akan penghormatan dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi manusia. Jika tidak dipenuhi, seseorang bisa terdorong mengejar kekuasaan demi mendapatkan penghormatan dan merasa berharga.

Baca Juga:

Hannah Arendt, filsif politik, dalam bukunya "On Violence", menganalisis bagai mana pemimpin yang dibakar dendam dan berkuasa secara otoriter dapat menciptakan lingkaran kekerasan yang terus berputar.

Selain dendam, bahaya lain yang mengintai pemimpin adalah kehausan kontrol kekuasaan yang berlebihan disemua lini dari hulu ke hilir. Kekuasaan memang bisa memberikan rasa percaya diri dan kendali. Namun, jika tidak terkendali, nafsu untuk kontrol kekuasaan ini bisa membuat pemimpin lupa pada tujuan utama mereka untuk mengabdi kepada rakyat. Pemimpin seperti ini cendrung mempertahankan kekuasaan dengan cara otoriter, menindas suara suara kritis, dan mengubah sistim pemerintahan.

Diera kekinian, mudah saja menjalankan skenario pengkondisian bahkan melibatkan perkauman atau kelompok tertentu untuk menjaga oligarki dan hegemoni kekuasaan. Namun, cara tersebut juga akan dilakukan oleh lawan politik dengan menjadikan pemimpin dan kelompok sebagai "musuh bersama". Perilaku itu akan diingat seumur hidup masyarakat dan menjadi catatan untuk tidak memberikan kesempatan pemimpin terlalu lama melalui instrumen akses kekuasaan dipesta demokrasi bisa Pemilu dan Pilkada.

Siap menghadapi dan jangan cengeng ketika dihantam kembali oleh lawan politik. Dalam situasi apa pun, pemimpin sejati hendaknya bisa mengendalikan diri dari nafsu dendam dan menahan diri dari tergoda kekuasaan yang berlebihan. Sudah saatnya kita memilih pemimpim yang memimpin dengan rasio dan kebijaksanaan, bukan dengan emosi dan nafsu kontrol kekuasaan yang buta.

Hanya dengan pemimpin yang arif dan murah hati, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik, jauh dari kegelapan dendam dan kezoliman kekuasaan. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tirani semacam itu tidak pernah terjadi lagi. Dengan cara melawan melalui gerakan dan berbuat dengan cara masing masing sehingga melahirkan gerakan kolektif untuk terbebas dari pemimpin pendendam dan haus kontrol kekuasaan (Dialeksis.com).

SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemilu Semakin Dekat, Dewi Juliani SH : Pilih Pemimpin yang Dapat Membawa Perubahan Positif untuk Negara ini
Laksamana TNI Yudo Margono Sosok Pemimpin Seniman dan Budayawan
Jokowi Berikan Tanggapan Soal Ramainya Perbincangan Pemimpin "Rambut Putih"
Ketua Kadin Inhil Edy Indra Kusuma Janji akan adakan Lagi Pasar Murah Minyak Goreng
Sejumlah Prestasi Diraih Bengkalis Selama Satu Tahun Kepimpinan Kasmarni - Bagus Santoso
Negara-negara Arab Kecam Upaya Pengambilalihan Kekuasaan dan Penahanan Pemimpin Sipil oleh Militer Sudan
komentar
beritaTerbaru