JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali membuat heboh jagat politik Indonesia. Partai yang digawangi anak muda itu memberikan penghargaan (award) kebohongan kepada calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, serta Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.
Namun, tindakan PSI ternyata ditentang oleh sesama partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Golkar salah satunya.
Politikus Partai Golkar Roem Kono mengaku tak setuju keputusan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan penghargaan tersebut. Roem bahkan mengimbau PSI tak bikin gaduh dengan mengadakan penghargaan seperti itu.
"Saya tidak setuju, itu bukan budaya kita," kata Roem, seperti dilansir CNNIndonesia, Sabtu (5/1/2019).
"Saya kira, (hoaks) kita serahkan kepada yang berwajib. Jangan menambah-nambah gaduh, jangan mengada-ada, sesuatu yang tidak perlu dilakukan itu menambah keruh," kata dia.
Roem sendiri tidak mempermasalahkan jika partai atau politikus saling mengingatkan dalam adab berpolitik. Namun, ia menilai cara PSI salah dan bahkan seolah menganggap demokrasi sebagai permainan.
"Kalau saling mengingatkan boleh tapi jangan saling seolah bangsa ini seperti apa permainan-permainan begitu, kita kan para politikus negarawan yang pancasilais," katanya.
PSI pada Jumat (4/1/2019) menggelar acara 'Kebohongan Award' dan menetapkan Prabowo sebagai pemenang 'Kebohongan Paling Lebay' atas pernyataan capres nomor urut 02 itu soal selang cuci darah bagi pasien BPJS Kesehatan di RSCM Jakarta.
Kepada Sandiaga Uno, PSI memberikan penghargaan 'Kebohongan yang Hakiki' atas pernyataannya soal pembangunan tol tanpa utang.
Terakhir, PSI memberikan penghargaan kategori 'Kebohongan Terhalusinasi' kepada BPN, khususnya Andi Arief yang menyebarkan berita bohong soal surat suara tercoblos.
Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menganggap penghargaan tersebut bukanlah hal serius. Menurutnya tindakan yang dilakukan PSI itu sebaiknya diberi tepuk tangan dan ditertawakan.
"Alay politik yang begitu enggak usah ditanggapi serius, diketawain aja. Kami enggak anggap itu hal yang serius, kami anggapnya alay politik yang cari perhatian. Gimana sih ya jadi alay yang caper diketawain ditepuktanganin gitu aja," ujarnya.