KENDARI, Pesisirnews.com - Meski ayahnya adalah seorang prajurit TNI AD, tetapi bukan perkara mudah bagi Akmal Tri Jaya (21) untuk mengikuti seleksi sebagai prajurit TNI AD meneruskan jejak sang ayah.
Berkali-kali Akmal mendaftar menjadi prajurit TNI AD, akhirnya dia lolos mengikuti pendidikan Bintara Prajurit Karir Reguler (Ba PK Reg) TNI AD 2020 dari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Akmal berhasil menunaikan janjinya untuk mengangkat harkat dan derajat keluarga pasca berpulangnya sang ayah.
Baca Juga:
Untuk diketahui, Akmal dan keluarganya sempat mengalami kehidupan yang tragis akibat sang Ayah, Alm. Serda Baso Hadang, dibunuh orang saat menjalankan tugas.
Almarhum Serda Baso Hadang merupakan seorang Babinsa Koramil 1413-16/ Sorawolio Kodim 1413 Buton yang tewas dibunuh oleh pemuda setempat, yang tengah mabuk alkohol.
Baca Juga:
Menurut keterangan Kapenrem 143 /HO Mayor Arm Sumarsono, tersangka pembunuh Alm. Baso Hadang yaitu Komang Ilyas akhirnya tewas ketika mencoba melarikan diri saat akan ditangkap aparat kepolisian di Kelurahan Karing-karing Kecamatan Bungi, Kota Baubau, pada tanggal 19 Mei 2020
“Tuhan telah menggariskan dibalik kisah tragis orang tuanya yang terbunuh dalam melaksanakan tugas, Akmal meraih kesuksesan untuk melanjutkan pengabdian ayahnya,†ungkap Kapenrem 143 /HO Mayor Arm Sumarsono dalam rilisnya di Kendari, Sultra, Sabtu (26/9/ 2020).
"Berkat usaha yang keras dan bekali-kali mendaftar jadi prajurit TNI AD, akhirnya Akmal mewujudkan perjalanan hidupnya yang tragis dan menunaikan janjinya untuk mengangkat harkat dan martabat keluarganya dengan menjadi prajurit TNI AD tahun ini," ujarnya.
Sebagai informasi, tahun ini Animo Calon Bintara PK TNI AD mencapai 1.219 orang serta melalui proses seleksi yang transparan. Korem 143/HO mengirimkan 106 putra-putra terbaik Sultra untuk mengikuti seleksi tingkat pusat di Makassar.
"Dari 68 orang anak-anak Sultra yang akan mengikuti pendidikan di Rindam XIV/Hasanudin tersebut berasal dari wilayah Kolaka (28 orang), Buton (12 orang), Muna (18 orang) dan Kendari (10 orang)," ujar Sumarsono merinci.
“Memang terlihat berat, 68 orang harus berkompetisi dengan dengan 1.151 orang lainnya. Semoga kedepan pimpinan TNI AD dan Kodam XIV/Hasanudin dapat meningkatkan alokasi bagi pemuda Sultra,†tambahnya penuh harap.
[br]
Sementara itu Ibunda Akmal, Nunung Karnengsih berkeinginan agar putranya yang lahir di Bandung pada tahun 1998 itu melanjutkan pengabdian ayahnya kepada bangsa dan negara, yaitu sebagai prajurit TNI AD.
“Saya hanya mendukung dan mendoakan Akmal, Alhamdullillah semua karena Allah SWT dan tentunya dorongan dari unsur pimpinan dan rekan-rekan almarhum, dia berhasil mewujudkan cita-cita dan janjinya sebagai prajurit TNI AD†tutur Nunung yang mendampingi karir suaminya sejak berdinas di Batalyon Arhanudri-3 Kodam III/Slw itu.
“Akmal bisa menggantikan almarhum bapaknya, mereka sifatnya mirip, agak keras tapi peduli dengan orang lain. Saya hanya bisa berharap Akmal nanti bisa mengikuti jejak bapaknya, disiplin dan bertanggung jawab serta sayang sama keluarga,†ungkapnya lirih teringat mendiang suaminya.
(Sumber : Fp Pusat Penerangan TNI)