BANJARMASIN,PESISIRNEWS.COM-Kabid Dokkes Polda Kalsel, Kombes Pol dr Erwinn ZH MARS, MH, Kes, membeberkan jumlah kematian anggota kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan sepanjang 2018 mengalami penurunan. Namun kendati demikian yang menjadi perhatian serius pihaknya, justru penyakit jantung lantaran menempati persentase tertinggi penyebab meninggal dunianya para abdi negara tersebut.
Ia menyebutkan sedikitnya sebanyak 10 dari 31 personel Polda Kalsel yang meninggal dunia diakibatkan terserang jantung sepanjang 2018 lalu. Jika dipersentase jumlah tersebut sebesar 30 persen lebih banyak dibanding faktor penyebab kematian lainnya seperti kecelakaan lalu lintas, bunuh diri dan sakit lainnya. "Selain itu, kami juga sudah mengevaluasi ada 25 orang yang dititipkan di Biddokkes karena statusnya sakit. Ada pula yang beberapa mengalami, gangguan jiwa," jelasnya.
Sehubung itu pula, Erwin mengaku kesehatan personel menjadi perhatian utamanya pada 2019 ini. Terutama dalam mengurangi risiko penyakit jantung, ia berencana akan menggalakkan program 10 ribu langkah setiap hari kepada seluruh anggota. "Ya, karena dengan 10 ribu langkah setiap hari, maka badan akan lebih bugar. 10 ribu langkah itu, bila kami hitung sama dengan jalan biasa selama sekitar 1 1/2 jam, jarak antara 6,5 hingga 7 kilometer, kalori yang hilang sekitar 400 sampai 500. Atau sama juga bila kita makan tiga kali sehari, terasa hanya dua kali saja, " jelasnya, Rabu (9/1/2019).
Polisi Gantung Diri
Fakta adanya anggota Satuan Sabhara Polresta Banjarmasin, Aipda Erwin Mediayanto diduga tewas gantung diri pada Jumat (23/11/2018) siang, pukul 13.00 Wita. Ternyata selama 2018, ada dua kejadian polisi Polresta Banjarmasin yang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Yang terbaru adalah Aipda Erwin Mediayanto yang membuat warga yang tinggal di Kompleks Mitra Bhakti, Desa Semangat Bakti, Kecamatan Alalak, Baritokuala (Batola) terkejut. Tak lama kemudian pihak kepolisian yang tiba di lokasi, melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi korban dengan disaksikan oleh keluarga korban.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel Kombes Sofyan Hidayat, saat dikonfirmasi membenarkan ada anggota Polri yang tewas gantung diri di rumahnya di Kompleks Mitra Bhakti, Desa Semangat Bakti pada Jumat (23/11/2018) siang. "Saat ini, korban berada di kamar jenazah RSUD Ulin. Ya, kami juga menunggu hasil visum," tegas Sofyan Hidayat, saat berada di kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin.
Sofyan mengungkapkan korban ditemukan gantung diri di bagian belakang rumah atau ruang dapur. Almarhum selama aktif menjadi anggota Polri menjalankan tugas dengan disiplin, tak ada masalah. Fakta Polisi Polresta Banjarmasin melakukan gantung diri ternyata sudah kedua kalinya sepanjang 2018.
Aiptu Tarigan Gantung Diri
Sebelumnya, halaman PAUD Kemala Bhayangkara 4 Cabang Kota Banjarmasin Jalan Gunung Sari RT 13 Kecamatan Banjarmasin Tengah Kalsel, mendadak heboh, Senin (9/7/2018) pagi. Lokasi itu didatangi sejumlah pihak kepolisian, itu menyusul telah ditemukannya seorang warga yang kembali diduga mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Ironisnya, korban gantung diri kali ini diduga merupakan anggota Polri yang bertugas di Mapolresta Banjarmasin.
Sejumlah polisi mendatangi lokasi gantung diri di sebuah sekolah di Banjarmasin (banjarmasinpost.co.id)
Sandi, seorang warga setempat saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ia mengaku pertama kali mendapati korban tergantung sekitar pukul 08.00 Wita. "Awalnya dapat kabar di orari. Terus ingat kalau lokasi kejadian dekat rumah, saya pun langsung ke lokasi. Nah, pas di lokasi saya lihat korban sudah dalam posisi tergantung, dengan kaki terlipat dan kepala tertengadah ke atas," jelas Sandi.
Informasi diperoleh, ternyata anggota polisi yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri tersebut diketahui bernama Aiptu Tarigan.
Kasatlantas Polresta Banjarmasin, Kompol Wibowo (kanan) bersama Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Drs Sumarto (kiri) usai menghadiri jalannya otopsi Aiptu Tarigan
Pos Polisi Pal 6
Ia merupakan personel yang bertugas di Satlantas Polresta Banjarmasin serta sering berjaga di pos polisi Jalan A Yani Kilometer 6 Banjarmasin. Sementara seorang rekan almarhum, Iptu Faozan mengaku sangat mengenal sosok almarhum.
Menurut Aiptu Tarigan merupakan sosok yang baik dan tak pernah mengeluh selama bertugas. "Beliau (almarhum) sebelumnya juga pernah bertugas lama di Polsek Banjarmasin Tengah dan Kepala SPKT sebelum akhirnya ditarik ke Satlantas Polresta Banjarmasin," kenang Faozan kepada awak media.
Kasatlantas Polresta Banjarmasin, Kompol Wibowo (kanan) bersama Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Drs Sumarto (kiri) usai menghadiri jalannya otopsi Aiptu Tarigan, Senin kemarin. (banjarmasin post group/ rizky abdul ghani).
Aiptu Tarigan yang semula mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Senin (9/7/2018) pagi kemarin, ternyata dikenal sebagai sosok yang rajin selama berdinas. Bahkan menurut Kasatlantas Polresta Banjarmasin, Kompol Wibowo, sekaligus atasan almarhum mengatakan meski Tarigan, kini dua tahun lagi akan memasuki masa pensiunnya.
Mayat polisi yang meninggal gantung diri
Namun hal tersebut tak menyurutkan semangatnya dalam menjalankan tugas sebagai anggota Satlantas Polresta Banjarmasin. "Orangnya rajin. Bahkan dalam pelaksanaan tugas pun dikenal aktif, meskipun jelang masa pensiun dua tahun lagi," ungkap Wibowo.
Namun kepergiannya Senin pagi kemarin cukup mengejutkan sejumlah keluarga, kerabat dan sahabatnya. Tarigan ditemukan meninggal dunia dengan cara kondisi tergantung di seutas tali di halaman sekolah PAUD Jalan Gunung Sari Kecamatan Banjarmasin Tengah. "Iya, saya sebagai pimpinannya kaget saja dengan kejadian ini. Karena selama berdinas, dia (almarhum) merupakan sosok yang rajin, baik dan aktif. Ya tidak ada masalah selama dia berdinas," kenang Kompol Wibowo.