Selasa, 10 Desember 2024 WIB

Saran Dokter Untuk Pasien Kanker Paru Di Tengah Pandemi Covid 19

Haikal - Rabu, 04 Agustus 2021 23:46 WIB
613 view
Saran Dokter Untuk Pasien Kanker Paru Di Tengah Pandemi Covid 19

PESISIRNEWS,COM - Ketua tim kerja Onkologi Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia(PDPI),Prof dr Elisna Syahruddin Ph.D,Sp.P(K),menyarankan pasien kanker paru untuk tetap ikuti Prosedur Rumah sakit dan rutin kontrol demi mengetahui perkembangan Penyakit di tengah pandemi.

"Tetap laksanakan prosedur Protokol Kesehatan seperti memakai masker,mencuci tangan dan menjaga jarak" kata Elisna dalam komferensi pers daring,Rabu.

Dia mengingatkan pada masyarakat untuk mencari informasi kepada dokter atau profesional bila merasakan gejala,Elisna pun menyarankan kepada para pasien kanker paru untuk tetap mengikuti saran dokter untuk melakukan terapi.

Baca Juga:

Elisna menjelaskan rekomendasi PDPI mengenai tatalaksan keganasan rongga toraks dalam pandemi COVID 19,Berdasarkan rekomendasi PDPI.prosedur diagnosis untuk kasus baru tidak boleh ditunda ,Namun.semua dilaksanakan dengan mengaplikasikan prinsip keamanan dengan protokol kesehatan yang sesuai dengan kondisi ditengah pandemi.[br]

"Radioterapi untuk kasus dengan kegawatan respirasi tidak boleh tertunda" Lanjutnya,

Baca Juga:

Untuk pasien kanker paru stadium awal yang masih bisa dibedah.sebab.selagi masih bisa dibedah.prosesnya harus disegerakan.sebab masih bisa dilakukan.bedah adalah terapi terbaik,Selain itu.kemoterapi lini pertama bisa diberikan dengan menggunakan rejimen tiga mingguan.

Untuk pasien yang terkena Covid 19.ditunda dulu sampai sembuh dan memenuhi syarat kemoterapi,

Kemudian.jarak kunjungan ke rumah sakit pun diperpanjang untuk menghindari atau mengurangi kontak orang dalam pantauan(ODP),

Pandemi Covid 19 turut mempengaruhi pengobatan pasien kanker paru.jelas dia,Dampak yang dirasakan antaranya adalah butuh waktu lebih lama karena pasien harus menjalani screening Covid 19 sebelum menjalani prosedur diagnosis dan pengobatan .Selain itu.adanya pembatasan sumber daya manusia atau sarana dan prasarana rumah sakit.

Adanya pemberlakuan pembatasankegiatan masyarakat juga membuat pasien menghadapi keterbatasan pilihan transportasi juga memenuhi persaratan keluar masuk daerah.Pandemi juga menimbulkan kekawatiran pasien akan kemungkinan penularan bila menggunakan transportasi umum dan kemungkinan penularan di rumah sakit.

Berdasarkan data global Cancer Statistic(Globocan) 2020.jumlah kasus baru kanker paru di Indonesia meningkat 8.8 persen menjadi 34.783 kasus atau menempati peringkat ketiga,Sementara itu.jumlah kematian akibat kanker paru meningkat 13.2 persen menjadi 30.843 jiwa atau menempati peringkat pertama,Hal itu disebabkan oleh karena sebagian besar pasien terdiagnosa pada stadium lanjut,[br]

Dia menjelaskan.diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu merupakan faktor penting untuk menentukan keberhasilan pengobatan kanker paru,Masyarakat perlu menghindari faktor resiko kanker paru dan mengetahui gejala kanker paru sehingga apa bila merasakan beberapa gejala tersebut.perlu segera melakukan konsultasi kepada dokter agar bisa terdiagnosa lebih cepat,

"Lebih dari itu.pasien yang sudah terdiagnosa .harus mendapatkan terapi sesuai dengan kondisinya karena kanker paru berkembang dengan cepat.Masa pandemi tidak menyebabkan pasien harus berhenti melakukan pemantauan terlebih melanjutkan terapi."Katanya,

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi resiko seseorang terkena kanker paru,Faktor yang tidak dapat dikontrol di antaranya pertambahan umur.jenis kelamin dan riwayat kanker dalam keluarga atau genetik.Ada pula faktor yang bisa di kontrol yakni paparan asap rokok baik itu perokok aktif atau pasif.polusi.paparan zat karsinogen dalam pekerjaan juga penyakit paru kronik,

Screening kanker paru dilakukan terhadap kelompok beresiko yang belum menunjukkan gejala,Orang yang direkomendasikan menjalani screening kanker paru adalah orang berusia di bawah 45 tahun.baik iyu perokok aktif atau pasif atau orang yang telah berenti merokok dalam kurun 10 tahun.Screening kanker paru juga dilakukan untuk orang yang punya riwayat kanker dalam keluarga juga bekerja di daerah dengan paparan zat karsinogen.(Antara)


SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru