Senin, 16 September 2024 WIB

Terkuak Ngerinya Modus Kartel Daging Import, 40 Tahun Muslim Malaysia Konsumsi Daging Halal Palsu

- Jumat, 25 Desember 2020 15:20 WIB
823 view
Terkuak Ngerinya Modus Kartel Daging Import, 40 Tahun Muslim Malaysia Konsumsi Daging Halal Palsu
Ilustrasi: (Kredit Foto via sea.mashable.com)

KUALA LUMPUR, Pesisirnews.com - Warga Malaysia baru-baru ini digegerkan dengan terkuaknya skandal sertifikasi daging halal palsu yang berasal dari import, dan diperkirakan telah berlangsung selama 40 tahun.

Seperti dilansir New Straits Times Malaysia, Jumat (25/12/2020), tidak kurang dari empat lembaga pemerintah diyakini bekerja sama dengan kartel yang mengkhususkan diri dalam membawa daging import non-sertifikasi halal ke Malaysia dan menjadikannya sebagai produk bersertifikat halal.

Perwira senior ini, yang dipercayakan dengan tanggung jawab untuk memastikan bahwa standar halal ditegakkan, malah menerima uang, dan dalam beberapa kasus bahkan wanita untuk seks, sebagai suap untuk menutup mata terhadap operasi kartel dan memastikan bahwa kegiatannya berjalan tanpa diketahui.

Baca Juga:

Kartel diyakini mengimpor daging dari rumah pemotongan hewan bersertifikat non-halal di beberapa negara, seperti Brasil, Bolivia, Kanada, Kolombia, Spanyol, dan Meksiko.

Satu-satunya negara yang telah disertifikasi oleh otoritas Malaysia untuk impor daging halal adalah Australia, Argentina, Brazil, India, Afrika Selatan, Pakistan, Jepang, Selandia Baru dan Amerika Serikat, dengan impor ditangani oleh Departemen Pembangunan Islam Malaysia dan Departemen Pelayanan Veteriner.

Baca Juga:

Sementara itu, Departemen Layanan Karantina dan Inspeksi Malaysia, Departemen Bea Cukai dan polisi pelabuhan, bertanggung jawab untuk mengelola persediaan setelah mereka memasuki pelabuhan Malaysia.

Tahun operasi kartel berarti memiliki sistem yang solid untuk memastikan produk dari rumah jagal sampai mereka meninggalkan pelabuhan untuk pasar, lolos dari pengawasan resmi.

[br]

Sumber yang berbicara kepada New Straits Times mengatakan prosesnya dimulai di luar negeri, di mana pejabat lembaga pemerintah yang dipercaya untuk mengawasi kualitas daging di rumah pemotongan hewan akan menandatangani produk apakah mereka memenuhi standar halal dan kualitas Malaysia yang ketat atau tidak.

Sebuah sumber mengatakan dalam beberapa kasus, petugas, setelah disuap, akan menandatangani produk bahkan sebelum mereka tiba di pabrik pengolahan daging untuk diperiksa.

Dua lembaga sangat bertanggung jawab untuk mengeluarkan persetujuan untuk produk dari pabrik pengolahan daging di luar negeri. Tetapi banyaknya produk daging dengan kualitas yang meragukan yang memasuki Malaysia telah menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan sistem.

Sumber itu mengatakan begitu kartel melewati tahap pertama inspeksi, mereka menghadapi sedikit masalah dalam membawa produk ke negara itu melalui pelabuhan negara.

Tiga area masuk utama untuk pengiriman, kata sumber itu, adalah Zona Bebas Port Klang, Westport dan Northport.

Kartel, kata sumber itu, selama bertahun-tahun bekerja untuk mengamankan "perwakilan" di badan-badan pemerintah yang berbasis di pelabuhan.

Hal itu, kata sumber itu, dimungkinkan hanya dengan keterlibatan pejabat yang sangat senior dari lembaga yang bekerja dengan kartel.

Salah satu modus operandi melibatkan penggunaan formulir K8 Bea Cukai ketika produk masuk pelabuhan. Formulir K8 berarti pengiriman hanya dapat transit di Malaysia sebelum dikirim ke tempat lain.

[br]

Dalam kasus ini, berkat koruptornya, kiriman tersebut meski dinyatakan sebagai K8, malah lewat jalur lain.

Petugas yang menjaga saluran akan menerima suap tunai dari 'pelari' untuk memberi lampu hijau pada kargo untuk meninggalkan pelabuhan melalui truk.

"Pelari ini, warga sipil, berhubungan langsung dengan perwira senior badan tersebut," kata sumber itu.

Barang tersebut, kata sumber tersebut, kemudian akan dibawa ke salah satu dari beberapa gudang, di mana daging tersebut akan dicampur dengan daging bersertifikat halal dan dikemas kembali dengan logo halal palsu, kemudian masuk ke pasar.

Sumber tersebut mengatakan kartel melakukan ini karena mengimpor daging halal dari sumber bersertifikat dan membuatnya disetujui oleh pihak berwenang adalah upaya yang mahal.

"Dengan demikian, dengan menghilangkan proses sertifikasi halal, kartel akan mendapat untung yang lumayan."

Sumber tersebut mengatakan pedagang grosir dan pedagang kemudian lebih cenderung mencari barang yang lebih murah.

"Karena kartel memberikan jaminan bahwa produknya bersertifikat halal, ini memastikan bahwa ada permintaan yang sehat untuk barang mereka."

Mayoritas warga Muslim Malaysia merasa sangat marah karena keyakinan dalam agama mereka telah dilecehkan dan tidak dihormati sedemikian rupa.

Sebagian besar orang kecewa karena hal ini bisa berlangsung lama dan sulit mempercayai sumber daging di sekitar mereka pada saat sekarang.

Sumber: (nst.com.my)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Waspada Akun Facebook Palsu Mengatasnamakan Pj Bupati Inhil
Laga Uji Coba Jelang ASEAN Cup U-19 2024 Malaysia Libas Calon Lawan Timnas U-19 Indonesia
Pedagang Bazar Ramadhan di Malaysia Mengeluh, Ramai Pengunjung tapi Sepi Pembeli
Ini Suhu yang Tepat Memasak Daging, Ayam, Ikan dan Telur agar Aman dari Bakteri Berbahaya
Ini Modus Imam Mahlil Lubis Penyebar QRIS Palsu Di Kotak Amal Masjid
Menhub Malaysia Sebut Kerja Sama dengan China Tak akan Membuat Malaysia Terjebak Utang
komentar
beritaTerbaru