Rabu, 18 September 2024 WIB

PBB: Jika Sistem Perbankan Afghanistan Runtuh, Kehidupan Rakyat Akan Semakin Kacau

- Selasa, 23 November 2021 09:26 WIB
741 view
PBB: Jika Sistem Perbankan Afghanistan Runtuh, Kehidupan Rakyat Akan Semakin Kacau
PBB peringatkan sistem perbankan Afghanistan bisa runtuh, dampaknya akan sangat besar. (Foto: Reuters)

WASHINGTON, Pesisirnews.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendorong tindakan segera untuk menopang bank-bank di Afghanistan.

PBB Memperingatkan melonjaknya jumlah orang yang tidak bisa membayar pinjaman dan deposito serta krisis likuiditas tunai bisa menyebabkan sistem keuangan negara itu runtuh dalam beberapa bulan ke depan.

Dalam laporan tiga halaman tentang perbankan dan sistem keuangan Afghnistan, Program Pembangunan PBB (UNDP) menyatakan, biaya ekonomi dari runtuhnya sistem perbankan dan dampak sosial negatif yang diakibatkan akan sangat besar.

Baca Juga:

Penarikan sebagian besar dukungan asing setelah Afghanistan dikuasai Taliban pada 15 Agustus 2021 lalu, yang didukung Barat telah membuat ekonomi negara itu terjun bebas, memberikan tekanan berat pada sistem perbankan yang menetapkan batas penarikan uang mingguan untuk menghentikan pemberian simpanan.

"Simpanan pembayaran keuangan dan bank Afghanistan sedang kacau. Masalah bank harus diselesaikan segera untuk meningkatkan kapasitas produksi Afghanistan yang terbatas dan mencegah sistem perbankan runtuh," tulis laporan UNDP, dikutip dari Reuters, Selasa (23/11/2021).

Baca Juga:

Dalam upaya menemukan cara untuk mencegah keruntuhan bank-bank di Afghanistan, PBB akan mendukung perbankan Afghanistan dan memastikan bahwa mereka tidak mendukung Taliban.

"Kami perlu menemukan cara untuk memastikan bahwa jika kami mendukung sektor perbankan, kami tidak mendukung Taliban," kata Kepala UNDP di Afghanistan Abdallah al Dardari.

"Kami berada dalam situasi yang mengerikan sehingga kami perlu memikirkan semua opsi yang mungkin dan kami harus berpikir kreatif. Apa yang dulunya tidak terpikirkan tiga bulan lalu menjadi bisa dipikirkan sekarang," imbuhnya.

[br]

Sistem perbankan Afghanistan sudah rentan sebelum Taliban berkuasa. Tetapi sejak mereka berkuasa, bantuan pembangunan telah berkurang, miliaran dolar aset Afghanistan telah dibekukan di luar negeri, dan PBB serta kelompok-kelompok bantuan sekarang berjuang untuk mendapatkan cukup uang untuk Afghanistan.

Adapun usulan UNDP untuk menyelamatkan sistem perbankan Afghanistan, mencakup skema penjaminan simpanan, langkah-langkah demi memastikan kecukupan likuiditas untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah, serta opsi penjaminan kredit dan penundaan pembayaran pinjaman.

"Koordinasi dengan Lembaga Keuangan Internasional, dengan pengalaman luas mereka tentang sistem keuangan Afghanistan akan sangat penting untuk proses ini," ujar al Dardari, dalam laporannya, mengacu pada Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

PBB telah berulang kali memperingatkan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan, ekonomi Afghanistan berada di ambang kehancuran yang kemungkinan akan semakin memicu krisis pengungsi.

UNDP menyatakan, jika sistem perbankan gagal, perlu waktu puluhan tahun untuk membangunnya kembali.

Laporan UNDP menyebutkan, dengan tren saat ini dan pembatasan penarikan, sekitar 40 persen dari basis deposit Afghanistan akan hilang pada akhir tahun.

[br]

Bank telah berhenti memberikan kredit baru, dan kredit macet hampir dua kali lipat menjadi 57 persen pada September sejak akhir 2020.

"Jika angka kredit bermasalah ini terus berlanjut, mungkin perbankan tidak memiliki peluang untuk bertahan dalam enam bulan ke depan dan saya yakin," ucap al Dardari.

Likuiditas juga menjadi masalah. Bank-bank Afghanistan sangat bergantung pada pengiriman fisik dolar AS, yang telah berhenti.

Ketika berbicara tentang mata uang afghani lokal, al Dardari mengatakan, meskipun ada peredaran mata uang afghani senilai 4 miliar dolar AS dalam perekonomian, namun hanya sekitar 500 juta dolar AS yang beredar.

"Sisanya berada di bawah kasur atau di bawah bantal karena orang takut," ucapnya.

Ketika PBB berusaha untuk mencegah kelaparan di Afghanistan, al Dardari juga memperingatkan tentang konsekuensi dari runtuhnya perbankan di Afghanistan untuk pembiayaan perdagangan yang berdampak pada sektor kehidupan masyarakat.

"Afghanistan tahun lalu mengimpor barang serta produk dan jasa senilai sekitar 7 miliar dolar AS, sebagian besar bahan makanan. Jika tidak ada pembiayaan perdagangan, gangguannya sangat besar pada kehidupan rakyat. Tanpa sistem perbankan, semua ini bisa terjadi," ujarnya. (PNC/iNews)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pengakuan Mengejutkan Angelina Jolie: Ingin Mati Ditangan Pembunuh Bayaran
Penculik Anak di Afghanistan Minta Tebusan Rp 8,5 M, Ancam Potong Tangan Kalau Tak Dibayar
Situasi Kemanusiaan di Afghanistan Memprihatinkan, Indonesia Berikan Bantuan
DPRD dan Pemprov Riau Teken Nota KUA PPAS APBD 2022
BANMUS DPRD Riau Bahas Revisi II Jadwal Kegiatan DPRD Bulan November
Bahas Program Kerja, Komisi III DPRD Riau dan DPKAD Gelar Rapat Kerja
komentar
beritaTerbaru