Selasa, 10 September 2024 WIB

Iran Bantah Soal Tewasnya Pemimpin Tertinggi Kedua Al Qaeda di Iran oleh Agen Intelijen Israel

- Senin, 16 November 2020 18:56 WIB
526 view
Iran Bantah Soal Tewasnya Pemimpin Tertinggi Kedua Al Qaeda di Iran oleh Agen Intelijen Israel
DPO yang diterbitkan FBI a.n. Abdullah Ahmed Abdullah, alias Abu Muhammad al-Masri. (Kredit: FBI via NY Times)

TEHERAN, Pesisirnews.com - Kabar terbunuhnya salah satu pimpinan tertinggi Al Qaeda Abu Muhammad al-Masri di jalanan Teheran tengah menjadi topik hangat di sejumlah media asing setelah NY Times memuat berita tersebut, Jumat (13/11).

Dalam laporannya, NY Times menulis Abdullah Ahmed Abdullah, yang dipanggil dengan nama samaran Abu Muhammad al-Masri, ditembak mati di jalanan Teheran oleh dua pembunuh dengan sepeda motor pada 7 Agustus 2020. Dia dibunuh bersama putrinya, Miriam, janda putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden.

Menurut empat pejabat anonim seperti di tulis NY Times, serangan itu dilakukan oleh operasi intelijen Israel atas perintah Amerika Serikat (AS). Tidak jelas peran apa yang dimainkan oleh AS, yang telah melacak pergerakan al-Masri dan operasi Al Qaeda lainnya di Iran selama bertahun-tahun.

Baca Juga:

Kematian Mr al-Masri telah dikabarkan tetapi tidak pernah dikonfirmasi sampai sekarang. Untuk alasan yang masih belum jelas, Al Qaeda belum mengumumkan kematian salah satu pemimpin puncaknya, dan pejabat Iran juga menutupinya. Selain itu tidak ada negara yang secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas kematiannya.

Al-Masri, menjadi target operasi intelijen AS setelah dituduh sebagai salah satu perencana utama serangan yang menghancurkan dua kedutaan besar AS di Afrika pada tahun 1998.

Baca Juga:

Selain itu, seorang mantan pejabat intelijen Israel mengatakan kepada New York Times bahwa al-Masri juga dituduh memerintahkan serangan tahun 2002 terhadap sebuah hotel milik Israel di Mombasa, Kenya yang menewaskan 13 orang dan melukai 80 lainnya.

Al-Masri, yang berusia sekitar 58 tahun, adalah salah satu pemimpin pendiri Al Qaeda dan dianggap sebagai pemimpin tertinggi kedua setelah Ayman al-Zawahri yang menjadi pemimpin puncak Al Qaeda saat ini.

[br]

Dia telah lama ditampilkan dalam daftar Teroris Paling Dicari FBI, dia telah didakwa di Amerika Serikat atas kejahatan yang terkait dengan pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania, yang menewaskan 224 orang dan melukai ratusan lainnya.

FBI bahkan menawarkan hadiah $ 10 juta (lebih dari Rp 141 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya. Hingga hari Jumat, (13/11), fotonya masih ada dalam daftar Orang Paling Dicari FBI.

Bahwa al-Masri pernah tinggal di Iran dianggap cukup mengejutkan, mengingat Iran dan Al Qaeda adalah musuh bebuyutan.Iran, merupakan negara teokrasi Muslim Syiah, dan Al Qaeda, sebuah kelompok jihadis Muslim Sunni. Keduanya telah berperang satu sama lain di medan perang Irak dan diberbagai tempat lain.

Pejabat intelijen Amerika mengatakan bahwa al-Masri telah berada di "tahanan" Iran sejak 2003, tetapi dia telah hidup bebas di distrik Pasdaran yang merupakan kawasan elit di Teheran, setidaknya sejak 2015.

Saat kejadian pada Agsutus lalu, sekitar pukul 9:00 malam waktu setempat, al-Masri sedang mengendarai sedan Renault L90 putihnya bersama putrinya di dekat rumahnya ketika dua pria bersenjata dengan sepeda motor berhenti di sampingnya.

Lima tembakan dilepaskan dari pistol yang dilengkapi dengan peredam.Empat peluru memasuki mobil melalui sisi pengemudi dan peluru kelima menghantam mobil di dekatnya.

[br]

Ketika berita penembakan menyebar, media berita resmi Iran mengidentifikasi para korban sebagai Habib Daoud, seorang profesor sejarah Lebanon, dan putrinya Maryam yang berusia 27 tahun.

Saluran berita Lebanon MTV dan akun media sosial yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran melaporkan bahwa Daoud adalah anggota Hizbullah, organisasi militan yang didukung Iran di Lebanon.

Beberapa warga Lebanon yang memiliki hubungan dekat dengan Iran mengatakan mereka belum pernah mendengar tentang dia atau pembunuhannya.Pencarian media berita Lebanon tidak menemukan laporan tentang seorang profesor sejarah Lebanon yang tewas di Iran musim panas lalu.Dan seorang peneliti pendidikan dengan akses ke daftar semua profesor sejarah di negara itu mengatakan tidak ada catatan tentang Habib Daoud.

Salah satu pejabat intelijen mengatakan bahwa Habib Daoud adalah alias yang diberikan pejabat Iran kepada al-Masri dan pekerjaan mengajar sejarah adalah identitas palsu untuknya. Pada bulan Oktober, mantan pemimpin Jihad Islam Mesir, Nabil Naeem, menyebut Mr. al-Masri sebagai teman lama kepada saluran berita Saudi Al Arabiya.

Pejabat Iran tidak menanggapi permintaan komentar untuk artikel yang diterbitkan NY Times ini. Namun pada hari Sabtu (14/11), setelah artikel ini diterbitkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh membantah keberadaan anggota Al Qaeda di Iran.

Dia memperingatkan media Amerika "untuk tidak jatuh ke perangkap skenario Hollywood yang diberikan kepada mereka oleh pejabat Amerika dan Zionis," menurut sebuah pernyataan di situs kementerian Iran.

Sumber: (New York Times)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemimpin Pendendam dan Ambisi Kontrol Kekuasaan!!
Pria Hidung Belang Tewas Saat Berhubungan Badan Dengan PSK
Pemilu Semakin Dekat, Dewi Juliani SH : Pilih Pemimpin yang Dapat Membawa Perubahan Positif untuk Negara ini
Dua Jenderal di Sudan Berperang Jelang Idulfitri, Ratusan Warga Sipil Tewas, Ribuan Terluka
WHR 2023: Israel Bertahan di Urutan ke-4 Negara Paling Bahagia di Dunia, Afghanistan Paling Tidak Bahagia
Profesor Israel Ungkap Hubungan Mesra Iran-Israel sebelum Jadi Musuh Bebuyutan
komentar
beritaTerbaru