Pekan Baru, Pesisirnews com - Karena dana dipotong untuk masjid Eddy Natar Nasution Wakil Gubernur Riau ngamuk ke pimpinan Bank Riau Kepri (BRK) kemudian menyebut nama Gubernur Riau, Syamsuar.
"Saya akan pertanyakan, saya kejar benar ini. Jangan main main sama saya,ketidakadilan ini sudah terlalu parah," kata Eddy Natar dalam rekaman suara beredar seperti dikutip dari detik.com,senin(10/04/2023).
Eddy mengaku selama ini diam soal ada ketidakadilan selama empat tahun menjadi wakil gubernur. Namun terkait bantuan ke masjid saat melakukan safari Ramadan, ia tak terima.
Selama ini saya diam saja. Kalau sampai dana untuk umat, untuk masyarakat pun dibikin begitu ya mohon maaf saya bilang. Bulan puasa lagi. Lebih bagus tidak usah kita kasih kalau seperti itu. Bukan ibadah, malah tidak karu-karuan," katanya dengan suara tegas.
Eddy menyebut cara seperti itu sangat jahat. Bahkan ia mengaku akan menyampaikan terkait pemotongan dana oleh Gubernur Riau Syamsuar kepada masyarakat.
"Kalau memang seperti itu itu jahat sekali, mohon maaf saya bilang. Saya kalau perlu ketemu orang di masjid saya sampaikan, ini perintah gubernur," kata Eddy.
Bukan tanpa alasan, Eddy mengaku dalam rapat BRK sudah ditetapkan dana bantuan masjid saat melakukan safari Ramadan di luar Pekanbaru Rp 50 juta. Sementara dana bantuan dalam Kota Pekanbaru Rp 25 juta.
"Itu namanya dzolim, BRK kan sudah rapat. Hasil rapat BRK menetapkan di luar Kota Pekanbaru 12 kabupaten kota itu gubernur Rp 50 juta, wagub Rp 50 juta. Kenapa kok bisa gubernur memerintahkan kamu, ini kan gubernur perintahkan kamu, betul? Melalui telefon atau ketemu?," kata Eddy Natar mencecar Kepala Devisi Sekretaris Perusahaan BRK, Edi Wardhana.
Edi Wardhana pun mengaku jika ia diminta Gubernur Riau memotong bantuan masjid yang dibawa Eddy Natar melakukan Safari Ramadan di Kampar.
Edi mengaku hal itu disampaikan Syamsuar secara langsung dan melalui telephone. Termasuk diingatkan lewat Kepala Biro (Karo) di Pemprov Riau.
"Telefon juga, ketemu juga," kata Edi.
Eddy Natar yang kesal terus menanyakan soal pemotongan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
"Ini hatinya hati apa saya bilang kayak begini. Ditetapkan 50 50, saya punya dipotong 25, beliau (Syamsuar) di satu kabupaten Rp 50 juta dan Rp 25 juta. Pemimpin model apa kayak begitu. Mohon maaf saja saya kalau begini, kok nggak bagus kali hatinya," kata Eddy Natar.
Sementara Edi Wardhana saat dikonfirmasi membenarkan percakapan dirinya dengan Wagub Eddy Natar. Tetapi ia enggan untuk menjelaskan duduk persoalannya.(***).