INHIL- Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0314 Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Letkol Inf Andrian Siregar, S.I.P meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil menyusun program pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla).
Hal tersebut dikatakannya saat mendengar kabar dari media Halloriau,com tentang berita Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa Provinsi Riau menduduki posisi ketiga terbanyak hotspot di Sumatera. Dengan level Confidenc > 70% ada 182 titik, diduga kuat 182 titik karena terjadinya karhutla. Seperti di Bengkalis 2, Pelalawan 38, Rokan Hilir 1, Indragiri Hilir 117, Indragiri Hulu 17 dan Dumai 1 titik.
Dari data tetsebut, Dandim Inhil menekankan bahwa setiap tahunnya Provinsi Riau, Inhil khususnya darurat akan karhutla. Dengan itu Pemkab Inhil harus memikirkan bagaimana solusi menangani bencana tahunan ini.
"Dengan banyaknya titik hospot hari ini di Inhil semoga menyadarkan warga agar tidak membakar, Pemkab juga harus memikirkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui program anggaran setiap tahunnya di setiap dinas terkait," kata Dandim Inhil, Senin (9/9/2019) malam, saat di konfirmasi awak media.
Seperti membuka lahan, dikatakan Dandim tentunya Pemkab Inhil harus menyediakan alat teknologi agar masyarakat tidak terbebani biaya dalam suatu pekerjaannya baik berkebun dan membuka lahannya sendiri.
"Bukan anggaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Inhil saja, karena yang dibutuhkan adalah perubahan mindset masyarakat untuk hal Karhutla ini," pungkasnya.
Dandim menilai sejauh ini Pemkab Inhil kurang cepat tanggap menangani bencana Karhutla, dia berharap program pencegahan karhutla harus cepat dilaksanakan. Agar masyarakat terbantu baik dalam segi pengetahuan tentang karhutla dan lainnya.
"Media juga harus ikut mendorong Pemkab Inhil, coba lihat dilapangan siapa yang turun sejauh ini," tutup Dandim.(***).