Ketua TP-PKK Inhil Kartika Sari Erisman Yahya Takziah ke Rumah Duka Almarhumah Hj. Rosni
(Pesisirnews.com) Indragiri Hilir, Rabu (13/11/2024) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Kabupaten Indragiri
ArtikelPesisirnews.com - Timor Leste merupakan koloni Portugal (Portugis) antara tahun 1702 hingga 1975. Pada masa penjajahan Portugis, Timor Leste disebut dengan Timor Portugis, di mana Timor Portugis berbagi Pulau Timor (NTT) dengan Hindia Belanda lewat Perjanjian Lisbon pada tahun 1859.
Pasca Portugis meninggalkan koloninya di Timor Portugis, terjadi kekosongan kekuasaan dan pemerintahan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste / FRETILIN), untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Sebagai informasi, FRETILIN adalah sebuah gerakan pertahanan dan perlawanan yang bertujuan memerdekakan Timor Leste dari penjajahan Portugis.
Baca Juga:
Langkah awal yang dilakukan FRETILIN dalam pengambilalihan kekuasaan saat ditinggalkan pemerintahan kolonial Portugis adalah dengan mengumumkan kemerdekaan Timor Leste pada 28 November 1975.
Namun sembilan hari kemudian, persisnya pada tanggal 7 Desember 1975, Indonesia melakukan invasi dan menganeksasi Timor Leste melalui operasi militer yang terkenal dengan sebutan Operasi Seroja.
Baca Juga:
Oleh Indonesia, nama Timor Leste kemudian diubah menjadi menjadi Timor Timur.
Pada tahun berikutnya Timor Leste dinyatakan sebagai provinsi ke-27 oleh Indonesia setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1976 Tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur Ke Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Aneksasi Indonesia ke wilayah Timor Timur ditentang keras oleh sebagian rakyat Timor Leste, terutama oleh FRETILIN.
FRETILIN menganggap aneksasi Indonesia terhadap Timor Timur merupakan bentuk penjajahan baru.
Perjuangan FRETILIN yang awalnya ingin merdeka dari penjajahan Portugis lantas beralih ke perjuangan menuntut kemerdekaan dari Indonesia.
Pendudukan Indonesia di Timor Timur kemudian diwarnai oleh konflik yang sangat keras dan berdarah-darah selama beberapa dasawarsa, khususnya antara militer Indonesia dengan pasukan Tropaz FRETILIN.
Status Timor Timur saat itu juga terbilang sangat kompleks karena Portugis menganggap Timor Timur secara teknis masih merupakan koloninya.
Itu pula mengapa Portugis mengirim tentaranya untuk membantu milisi pro kemerdekaan Timor Timur dalam menghadapi kekuatan militer Indonesia.
Timor Portugis baru dinyatakan sebagai sudah tidak ada lagi pada 20 Mei 2002, ketika Timor Leste diakui secara internasional sebagai sebuah negara merdeka. Sejak saat itu, Timor Leste secara resmi menjadi sebuah negara yang bernama Republik Demokratis Timor Leste (RDTL).
[br]
Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri, Muslimah Penjahit Bendera Timor Leste 1975
Terkait dengan perjuangan Timor Leste untuk merdeka, ada salah satu pelaku sejarah penting di Timor Leste yang sosoknya tidak banyak dikenal namun memotivasi perjuangan rakyat di sana.
Pelaku sejarah tersebut adalah seorang perempuan Muslimah yang berasal dari Suku Bandeira, Timor Leste, bernama Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri.
Fatimah merupakan ibu kandung dari Perdana Menteri pertama Timor Leste, Marà Alkatiri.
Sayangnya tidak begitu banyak sumber informasi yang dapat ditelusuri untuk mengetahui lebih jauh mengenai sosok Fatimah sebagai salah satu perempuan pejuang dari Timor Leste.
Ini berbeda dengan sang anak, Marà Alkatiri yang sosoknya sudah cukup dikenal secara luas dan informasi mengenai dirinya pun cukup mudah untuk ditemukan.
Sebuah kanal YouTube bernama Tata Maukura mengungkap sosok Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri sebagai salah satu pelaku sejarah penting di Timor Leste.
Dikemukakan di kanal YouTube tersebut, bahwa salah satu tokoh FRETILIN, Roberto Jerenimo mengatakan, sebelum FRETILIN mengumumkan kemerdekaan pada 1975, Ibu Fatimah-lah yang menjahit bendera Timor Leste yang disaksikan oleh tokoh-tokoh FRETILIN.
Bendera Timor Leste. (Int)
Bendera itu kemudian dikibarkan FRETILIN saat men-deklarasikan kemerdekaan ‘sepihak’ pada tanggal 28 November 1975. Bendera Timor Leste dikibarkan oleh Rosa Bonaparte dan pasukan Tropaz FRETILIN.
[br]
Sebuah sumber lain mengatakan tujuan pengibaran bendera tersebut adalah untuk menghindar dari invasi Indonesia ke Timor Leste yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat, khususnya dari Amerika Serikat (AS).
Tetapi Indonesia tetap menyerbu Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975 yang menandai awal terjadinya perang, utamanya antara militer Indonesia dengan pasukan Tropaz FRETILIN.
Walau pun tidak begitu banyak informasi mengenai sosok Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri, akan tetapi perjuangannya dikatakan memiliki andil yang cukup berarti dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan rakyat Timor Leste.
Meski pun Fatimah berasal dari keluarga Muslim taat dan hidup ditengah-tengah penduduk yang mayoritas pemeluk agama Katolik, rasa senasib sepenanggungan membuatnya rela berjuang demi kemerdekaan Tanah Air-nya.
Bagi Fatimah, kemerdekaan adalah harga mati yang harus dia perjuangkan bersama seluruh rakyat Timor Leste kala itu.
Itu pula yang dulu dirasakan oleh bangsa Indonesia saat masih dibelenggu oleh penjajahan, di mana seluruh rakyat dengan latar belakang agama yang berbeda-beda, semuanya bahu membahu berjuang demi kemerdekaan bangsanya.
Dan, terlepas dari konflik serta romantika hubungan antara Indonesia dengan Timor Leste di masa lalu, Ibu Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri mengingatkan kita tentang pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan cinta Tanah Air yang bersifat universal.
Sepenggal kisah perjuangan Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri ini semoga dapat kita ambil hikmahnya.
Indonesia dan Timor Leste yang kini telah menjadi dua negara bersahabat kita harapkan dapat membina hubungan persahabatan yang lebih erat dan tetap harmonis di masa-masa mendatang.
Karena bagaimana pun antara Indonesia dengan 'Bumi Loro Sae' memiliki sejarah masa lalu yang saling berkelindan meski dalam konteks arah perjuangan yang berlawanan.***
(PNC/Anjar/Dirangkum dari berbagai sumber)
(Pesisirnews.com) Indragiri Hilir, Rabu (13/11/2024) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Kabupaten Indragiri
Artikel(Pesisirnews.com) ,Tembilahan Penjabat Bupati Indragiri Hilir, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Ka
Artikel(Pesisirnews.com) Jayapura, 13 November 2024 PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Maluku dan Papua (UIP MPA) terus menunjukkan komi
Artikel(Pesisirnews.com) ,Indragiri Hilir, Polres Indragiri Hilir (Inhil) menggelar rapat koordinasi jelang pelaksanaan debat kandidat pasangan ca
Artikel(Pesisirnews.com)Para peneliti mendapati beberapa jenis obat penurunan berat badan dan diabetes tipe 2 juga dapat membantu mengurangi risiko
Kesehatan(Pesisirnews.com) TEMBILAHAM Maraknya kasus Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) dan penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Artikel(Pesisirnews.com)Manokwari, 13 November 2024 Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional dan upaya mendukung pencapaian Tujuan Pem
Artikel(Pesisirnews.com) INDRAGIRI HILIR, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir Raih Piagam Penghargaan Komisi Informasi (KI) Award Riau tahun 202
Artikel(Pesisirnews.com) Indragiri Hilir Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tinggal menghitung hari, Kepala Kejaksaan Negri (Kajari)
Artikel(Pesisirnews.com) TEMBILAHAN Tembilahan, 12 November 2024 Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, yang diwakili oleh Asisten II
Artikel