Rabu, 11 Desember 2024 WIB

Arus Besar Laut Samudera Atlantik Berubah, Bumi Berpotensi dalam Bahaya

- Rabu, 10 Maret 2021 14:16 WIB
993 view
Arus Besar Laut Samudera Atlantik Berubah, Bumi Berpotensi dalam Bahaya
Ilustrasi: Arus laut Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC). (Foto: NASA)

Pesisirnews.com - Sebagai informasi, arus laut Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) sangat penting dalam mengangkut panas dari daerah tropis ke Belahan Bumi Utara.

Namun penelitian baru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat membuat AMOC berhenti beroperasi lebih cepat dari yang kita perkirakan.

Itu bisa berdampak besar dan berskala besar di planet ini dalam hal pola cuaca, mengganggu pola pertanian, keanekaragaman hayati, dan stabilitas ekonomi di seluruh dunia yang dipengaruhi oleh AMOC.

Baca Juga:

Masalahnya adalah kecepatan di mana Bumi memanas dan mencairkan es di Kutub Utara.

Kecepatan kenaikan suhu ini berisiko terhadap aktivitas AMOC. "Ini berita yang mengkhawatirkan," kata fisikawan Johannes Lohmann, dari Universitas Kopenhagen di Denmark seperti dikutip Science Alert.

Baca Juga:

Arus Besar Laut Bisa Berada di Ambang 'Titik Balik' yang Menghancurkan

Lohmann dan rekannya Peter Ditlevsen mengadaptasi model perubahan iklim lautan yang ada untuk mempelajari konsekuensi dari peningkatan laju masukan air tawar ke Samudra Atlantik Utara, didorong oleh cepatnya lapisan es Greenland mencair.

[br]

Model tersebut menunjukkan bahwa laju perubahan air tawar yang lebih cepat dapat membatalkan AMOC lebih cepat. Efek gas rumah kaca dan mencairnya es di Greenland menyulitkan ilmuwan melindungi sistem iklim dan menjaga pola cuaca global tetap terkendali.

"Titik kritis ini telah ditunjukkan sebelumnya dalam model iklim, di mana air lelehan sangat lambat masuk ke laut," kata Lohmann kepada Molly Taft di Gizmodo.

"Pada kenyataannya, peningkatan air lelehan dari Greenland semakin cepat," katanya.

AMOC beroperasi seperti sabuk konveyor air laut raksasa yang melingkar, mendistribusikan kembali air dan panas di sekitar Belahan Bumi Utara karena suhu air, rasa asin, dan berat relatif berfluktuasi. Itu bagian dari alasan bahwa musim dingin di Eropa relatif lebih sejuk bahkan di lintang yang lebih tinggi.

Meskipun tidak jelas persis di mana titik kritis AMOC berada, namun telah melambat dalam beberapa tahun terakhir, dan studi baru ini menunjukkan bahwa semakin cepat perubahan iklim, semakin berisiko arus ini.

Ilmuwan berpendapat, masuknya air tawar dingin dari Greenland kemungkinan akan menghentikan air hangat menyebar ke utara.

Pemodelan perubahan iklim sangatlah rumit, dengan begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan, dan Lohmann serta Ditlevsen sendiri mengakui bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencari tahu detail yang tepat dari skenario ini.

Sumber: (sindonews.com)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemkab Inhil Hadiri Rapat Koordinasi DPD Pemuda BNN
Ini Suhu yang Tepat Memasak Daging, Ayam, Ikan dan Telur agar Aman dari Bakteri Berbahaya
LP KPK Riau Minta Kadis PUPR Rohil Tunjukkan Bukti Sewa Alat Berat
Bisakah Manusia Berhubungan Seks di Luar Angkasa? Ini Jawaban Mantan Astronot NASA
Khawatir Makin Berbahaya, Elon Musk dan 1000 Pemimpin Bisnis Minta Teknologi AI Diperlambat
Kemenhub Antisipasi Lonjakan Penumpang dan Lalu Lintas Angkutan Laut Jelang Mudik Lebaran 2023
komentar
beritaTerbaru